Selasa, 23 Oktober 2012

TEKNIK DEHIDRASI


TEKNIK DEHIDRASI

Dehidrasi adalah pengurngan kadar air dalam bahan pangan (ikan) sampai konsentrasi yang dapat menghambat aktivitas dan pertumbuhan mikroba. Ikan mengandung kadar air 60- 80 persen. Dengan kandungan air demikian, ikan merupakan bahan pangan yang mudah mengalami proses pembusukan. Dalam bahan pangan, air terbagi menjadi dua jenis, yaitu air bebas dan air terikat. Air\ bebas adalah cairan yang tidak terikat dengan komponen lain. Air terikat adalah cairan yang terikat dengan komponen lain. Dalam bahan pangan, air dapat terikat secara fisik dan kimiawi. Penurunan kadar air hingga mencapai <10 adalah="adalah" akan="akan" aktivitas="aktivitas" aw="aw" bahan="bahan" bebas="bebas" cairan="cairan" dalam="dalam" dan="dan" dapat="dapat" dimanfaatkan="dimanfaatkan" jumlah="jumlah" ketersediaan="ketersediaan" menjadi="menjadi" menyebabkan="menyebabkan" mikroba="mikroba" nbsp="nbsp" p="p" pangan="pangan" persen="persen" pertumbuhan.="pertumbuhan." pertumbuhan="pertumbuhan" sehingga="sehingga" terbatas="terbatas" terhambat.="terhambat." untuk="untuk" w="w" yang="yang">

Keuntungan dehidrasi adalah menyiapkan pangan untuk dikonsumsi dikemudian hari, mengawetkan nutrien (baik protein, lemak dan karbohidrat), mengurangi bobot sehingga memudahkan pengangkutan, mengurangi kebutuhan refrigerant, tidak membutuhkan energi selama penyimpanan. Dehidrasi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu : 1) penguapan air, 2) perbedaan tekanan osmosis, 3) tekanan dan 4) pengeringan beku. Pengeringan adalah pengurangan kadar air dari bahan pangan berdasarkan prinsip perbedaan kelembaban (atau tekanan uap air). Berdasarkan penguapan air, proses dehidrasi dapat dilakukan dengan pengeringan dan penganginan. Perbedaan tekanan osmotis adalah pengurangan kadar air melalui pergerakan cairan dari media yang tekanan osmotisnya rendah ke media yang tekanan osmotisnya lebih tinggi. Berdasarkan tekanan osmotisnya, proses dehidrasi dapat dilakukan dengan penggulaan dan penggaraman. Tekanan adalah pengurangan kadar air berdasarkan perbedaan tekanan di dalam bahan pangan dengan lingkungannya. Berdasarkan tekanan, proses dehidrasi dapat dilakukan dengan hiperbarik dan hipobarik. Pengeringan beku adalah pengurangan kadar air dengan mengendalikan suhu dan tekanan. Pengeringan beku menggunakan diagram titik triple yang menjelaskan hubungan antara tekanan dan suhu lingkungan. Berdasarkan pengendalian tekanan dan suhu lingkungan, suatu zat pada titik tripel berada dalam wajud antara padat, cair dan gas.


Selasa, 25 September 2012

Beasiswa DataPrint

Kabar baik untuk para Siswa dan Mahasiswa


Partisipasi DataPrint dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia tidak henti-hentinya. Di tahun 2009, DataPrint pernah mengadakan program DataPrint Academy yang memberikan kesempatan kepada 30 orang pelajar SMA dari seluruh Indonesia untuk mengikuti workshop selama lima hari di bidang kreatifitas dan entrepreneurship. Kemudian di tahun 2011, sebanyak 700 orang pelajar dan mahasiswa telah menerima beasiswa pendidikan dengan total ratusan juta rupiah. Para penerima beasiswa berasal dari Pekanbaru, Bandung, Jakarta, Ponorogo, Kendari, Martapura, Dumai, Malang, dan lain-lain.

Tahun 2012 ini , DataPrint kembali membuka program beasiswa bagi 700 orang pelajar dan mahasiswa. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint.  Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 250 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta.


Periode program beasiswa DataPrint akan dibagi menjadi dua periode.
Periode 1 : Januari - Juni 2012
Periode 2 : Juli - Desember 2012

untuk informsi lebih lanjut tentang persyaratan beasiswa DataPrint www.beasiswadataprint.com
jangan sampai Anda ketinggalan beasiswa ini..
kunjungi website resmi juga di www.dataprint.co.id

Maju DataPrint

Sabtu, 15 September 2012

Konservasi SDA

by. Prof. Otong
konservasi Sumber daya


PENDAHULUAN
Konservasi Sumberdaya Perairan merupakan salasatu pesan dari Sumber Daya Peraian yg harus kita lakukan supaya Sumber Daya Peraiaran bisa berkelanjutan dan berkesinambunagan, sehingga ada 3 syarat ekologis yang harus kita penuhi
1.      Sumber daya perairan tidak boleh dihabiskan semuanya untuk zona pemnfaatan.  Harus ada alokasi untuk sumber daya  perairan untuk Konservasi (perlindungan dan pengawetan). Sehingga harus ada keharmonisan ruang.
ISTILAH KONSERVASI
a.       Dibidang Pertanian : Pengawetan tanah dan air (Water and Soil Conservation)
b.      Di Bidang Kehutan : Pengawetan dan Rehabilitasi (Penghijaunan dan Penghutan)
c.       Di Bidang Perikanan : Pengawetan dan Perlindungan (Keanekaragaman sekosistem, habitat, spesies, dan genetic) Contoh : kawasan llindung pantai dan kawasan lindung bakau.

Konservasi Sumber Daya Alam : Suatu upaya untuk menjaga k\kelestaarian sumber daya alam dan tata llingkungan serta pemanfaatan secara rasional demi kesejahteraan masyarakat  sepanjang masa dengan kondisi yang tetap terpelihara.
Dari pengertian tersebut jelas menggandung makana :

·         Perlindungan dan Pelestarian SDA
·         Untuk mempertahankan dan mengembangekan ekosistem Sumber daya tersebut untuk kesejahteraan bangsa
·         Untuk memperbaiki/rehabilitasi SDA yang mengalami kerusakan.
TUJUAN DAN SASARAN
1.      Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup
2.      Sasaran pengelolaan kawasan lindung :
a.       Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan budaya bangsa
b.      Mempertahankan keanekaragaman tmnuhan, satwa, tipe ekosistem, dan keunikan alam




RUANG LINGKUP KAWASAN LINDUNG
1.      Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya :
a. Kawasan hutan lindung
b. Kawasan bergambut (Dapat menyerap air tawar sebanyak 3x lipat)
c. Kawasan resapan air (Kawasan yang dapat menyimpan air dengan meresapnya sehingga Sumber Daya Peraiaran bisa Terjaga diwaktu hujan atau kemarau)
2.      Kawasan perlindungan Setempat
a. Sempadan Pantai
b.Sempadan Sungai
c. Sempadan sekitar danau/waduk
d. Kawasan sekitar mata air
3.      Kawasan Suaka Alam dan Cagar budaya
a. Kaawasan Suaka Alam
b.Kawasan suaka alam laut
c. Kawasan Pantai Berhutan Bakau
d.Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman wisata air
e. Kawasan Cagar Budaya dan ILmu Pengetahuan
4.      Kawasan Suaka Rawan Bencana

PRINSIP PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN
1.      Perlindungan Sistem Penyangga kehidupan :
“ Keseluruhan proses alami dari berbagai unsur hayati dan non hayati yang menjaminkelangsungan hidup mahluk”. Mengalokasikan kawasan-kawasan konservasi
yang penting bagi kehidupan biota darat maupun laut termasuk lahan basah (Perairan umum)
2.      Pengawetan Keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
Pengawetan adalah usaha untuk menjaga agar keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya tidak punah.
3.      Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pemanfaatan secara rasional dengan tetap mempertahankan keseimbangan ekologisnya, sehingga kesinambungan pemanfaatan tersebut dapat terjaga sepanjang masa.

PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN EKOSISTEM SUMBERDAYA
Upaya pengelolaan terhadap kawasan konservasi dilakukan dalam bentuk pengamanan, pembinaan, dan pengembangan potensi, serta pengendalian gangguan yang dapat menyebabkan terjadinya degradasi baik yang terjadi secara alami maupun yang diakibatkan oleh manusia.


Tujuan dari upaya perlindungan ini adalah :
1.      Melestarikan contoh-contoh perwakilan habitat beserta tipe ekosistem
2.      Melindungi jenis-jenis biota terutama yang terancam bahaya kepunahan
3.      Melindungi sistem tata air
4.      Melindnungi unsure-unsur yang bernilai sejarah dan budaya
5.      Sebagai sarana pendidikan dan rekreasi

Konservasi SDA

by. Prof. Otong
konservasi Sumber daya


PENDAHULUAN
Konservasi Sumberdaya Perairan merupakan salasatu pesan dari Sumber Daya Peraian yg harus kita lakukan supaya Sumber Daya Peraiaran bisa berkelanjutan dan berkesinambunagan, sehingga ada 3 syarat ekologis yang harus kita penuhi
1.      Sumber daya perairan tidak boleh dihabiskan semuanya untuk zona pemnfaatan.  Harus ada alokasi untuk sumber daya  perairan untuk Konservasi (perlindungan dan pengawetan). Sehingga harus ada keharmonisan ruang.
ISTILAH KONSERVASI
a.       Dibidang Pertanian : Pengawetan tanah dan air (Water and Soil Conservation)
b.      Di Bidang Kehutan : Pengawetan dan Rehabilitasi (Penghijaunan dan Penghutan)
c.       Di Bidang Perikanan : Pengawetan dan Perlindungan (Keanekaragaman sekosistem, habitat, spesies, dan genetic) Contoh : kawasan llindung pantai dan kawasan lindung bakau.

Konservasi Sumber Daya Alam : Suatu upaya untuk menjaga k\kelestaarian sumber daya alam dan tata llingkungan serta pemanfaatan secara rasional demi kesejahteraan masyarakat  sepanjang masa dengan kondisi yang tetap terpelihara.
Dari pengertian tersebut jelas menggandung makana :

·         Perlindungan dan Pelestarian SDA
·         Untuk mempertahankan dan mengembangekan ekosistem Sumber daya tersebut untuk kesejahteraan bangsa
·         Untuk memperbaiki/rehabilitasi SDA yang mengalami kerusakan.
TUJUAN DAN SASARAN
1.      Pengelolaan kawasan lindung bertujuan untuk mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup
2.      Sasaran pengelolaan kawasan lindung :
a.       Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah dan budaya bangsa
b.      Mempertahankan keanekaragaman tmnuhan, satwa, tipe ekosistem, dan keunikan alam




RUANG LINGKUP KAWASAN LINDUNG
1.      Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya :
a. Kawasan hutan lindung
b. Kawasan bergambut (Dapat menyerap air tawar sebanyak 3x lipat)
c. Kawasan resapan air (Kawasan yang dapat menyimpan air dengan meresapnya sehingga Sumber Daya Peraiaran bisa Terjaga diwaktu hujan atau kemarau)
2.      Kawasan perlindungan Setempat
a. Sempadan Pantai
b.Sempadan Sungai
c. Sempadan sekitar danau/waduk
d. Kawasan sekitar mata air
3.      Kawasan Suaka Alam dan Cagar budaya
a. Kaawasan Suaka Alam
b.Kawasan suaka alam laut
c. Kawasan Pantai Berhutan Bakau
d.Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman wisata air
e. Kawasan Cagar Budaya dan ILmu Pengetahuan
4.      Kawasan Suaka Rawan Bencana

PRINSIP PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN
1.      Perlindungan Sistem Penyangga kehidupan :
“ Keseluruhan proses alami dari berbagai unsur hayati dan non hayati yang menjaminkelangsungan hidup mahluk”. Mengalokasikan kawasan-kawasan konservasi
yang penting bagi kehidupan biota darat maupun laut termasuk lahan basah (Perairan umum)
2.      Pengawetan Keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
Pengawetan adalah usaha untuk menjaga agar keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya tidak punah.
3.      Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pemanfaatan secara rasional dengan tetap mempertahankan keseimbangan ekologisnya, sehingga kesinambungan pemanfaatan tersebut dapat terjaga sepanjang masa.

PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN EKOSISTEM SUMBERDAYA
Upaya pengelolaan terhadap kawasan konservasi dilakukan dalam bentuk pengamanan, pembinaan, dan pengembangan potensi, serta pengendalian gangguan yang dapat menyebabkan terjadinya degradasi baik yang terjadi secara alami maupun yang diakibatkan oleh manusia.


Tujuan dari upaya perlindungan ini adalah :
1.      Melestarikan contoh-contoh perwakilan habitat beserta tipe ekosistem
2.      Melindungi jenis-jenis biota terutama yang terancam bahaya kepunahan
3.      Melindungi sistem tata air
4.      Melindnungi unsure-unsur yang bernilai sejarah dan budaya
5.      Sebagai sarana pendidikan dan rekreasi

Senin, 09 April 2012

MMT



Materi praktikum MK Manajemen Mutu Terpadu untuk hari rabu tanggal 11 April 2012 mengenai praktek produksi yang benar sudah dapat di download  


http://www.ziddu.com/download/19105524/PRAKTEKPRODUKSIYANGBENAR.pdf.html

Rabu, 07 Maret 2012


DINAMIKA POPULASI
by.  ibu netty
Populasi

Populasi merupakan kumpulan dari kelompok organism terdiri dari spesies tertentu dalam suatu daerah , suatu populasi terdiri dari unit-unit yang membangun populasi.

Menurut Tarumingkeng (1994)
"Sehimpunan individu atau kelompok individu yang tergolong dalam suatu spesies dan pada suatu waktu tertentu menghuni suatu wilayah ruang tertentu dan lingkungan tertentu".

Sifat khas yang dimiliki populasi yaitu kerapatan (densitas), laju kelahiran, laju kematian, sebaran umur, potensi biotic, sifat genetic, perilaku dan pemencaran (distribusi).

Sub Populasi
Sub populasi adalah sebagian atau satu fraksi dari suatu populasi dan bagian ini dapat mempertahankan atau melangsungkan sifat genetiknya walaupun ada perbedaan antara sub populasi tetapi perbedaan inipun bersifat turun temurun.


POPULASI DALAM EKOSISTEM

Populasi dalam ekosistem adalah kumpulan populasi yang terdapat dalam perairan yang dinamakan komunitas, komunitas sebagai unit biologi bersama-sama komponen benda mati disekelilingnya mengadakan interaksi dinamakan ekosistem. Berdasarkan elemen biologinya, keadaan ekosistem teresterial lebih kompleks daripada aquatic. Karena dalam terrestrial terdapat berbagai macam makhluk hidup, yaitu manusia, hewan yang memiliki keanekaragaman cukup tinggi dan tumbuhan sehingga komponen ini lebih kompleks elemen biologinya dan lebih cepat rusak.


PARAMETER POPULASI

Parameter populasi yaitu densitas (jumlah perunit area), pola pertumbuhan distribusi, struktur umur, pertumbuhan dalam jumlah atau biomass, laju natalitas, laju mortalitas.

Parameter individu yaitu ukuran, morfologi, pertumbuhan dalam panjang dan berat, natalitas, mortalitas.

Terdapat berbagai jenis pola distribusi :
1. Pola Distribusi Vektor

Dipengaruhi factor kimia, fisika, lingkungan (suhu, salinitas, arus, cahaya,bentuk dasar, dll), Contoh : pola distribusi ikan di estuaria

2. Pola Distribusi Reproduksi

Berkaitan dengan reproduksi, baik sebelum, selama maupun sesudah memijah.

3. Pola Distribusi Acak

Didapatkan dari dalam lingkungan yang Uniform

4. Pola distribusi Contagious

Berkelompok

5.Pola Distribusi Over Despesion

Pola distribusi individu lebih jarang dari distribusi acak, kadang merupakan kelompok kecil yang hamper uniform.

6. Pola Distribusi Co-Acak

Pola yang dipengaruhi oleh kompetisi dua spesies yang berdekatan (makanan, ruang, toleransi lingkungan).



STRUKTUR UMUR

Natalitas dan mortalitas yang terjadi pada populasi menghasilkan satu set kelompok umur dimana satu kelompok dengan kelompok lain jumlahnya tidak sama.
- Mengetahui set kelompok umur
- Mengetahui pola populasi
- Memperhitungkan tindakan yang tepat untuk pengelolaan.

Dalam membahas kelompok umur dikenal istilah “Kohort”, suatu kohort ikan adalah sekelompok ikan yang seumur sama dan berasal dari stok yang sama (sparre, et al, 1989). Misalnya dalam suatu perairan pada tahun 1970 terjadi pemijahan yang berhasil dari satu sepesies, anak-anak ikan dalam perairan tersebut yang berasal dari kelahiran tahu 1970 dinamakan “satu kohort”.



BAGAIMANA TIMBULNYA SUB POPULASI

-Misalnya ikan Soskeye salmon (Onchorynchus nerka) merupakan jenis anaderomus, mudah landlock (misalnya adanya dam) => ikan terkunci dan beradaptasi di tempat tersebut , karena pengaruh lingkungan tersebut timbulah sub populasi.
-Suatu stok ikan di suatu danau, karena stok maturitinya berbeda-beda maka adanya pemijahan disungai A dan sungai B berlangsung terus menerus pengaruh lingkungan genseregation sifatnya berbeda-beda dan kemudian terjadi sub populasi.
-Factor lainya yang berpengaruh yaitu factor geologis, pencemaran fisiologis genetis dan kondisi fisik ikan yang bersangkutan.

Cara pemisaha sub populasi

Anatomi

-Meristik dan morfometrik baik dengan cara internal maupun eksternal.

-Cytologist, misalnya bentuk sel, jaringan dan jumlah butir darah merah.

-Internal anatomi : pseudobranchia.

Tagging dan recovery

Yaitu pemberian tanda ikan dan menemukan kembali, ini biasanya untuk spesies pemigrasi sifat fisiologis (pertumbuhan, kecepatan pencernaan), biokimia (asam amino otot, komposisi darah), life history (waktu dan tempat berpijah, food and feeding habit). Namun cara termudah adalah menggunakan cara anatomi dan life history.

v  Suatu populasi bias dikatakan terdiri dari sub populasi jika terjadi perbedaan yang dipertahankan dari tahun ke tahun.

 Stok dan Unit Stok

Stok populasi adalah bagian dari populasi dengan cirri-ciri atau tanda yang disebabkan oleh keadaan lingkungan dan sifat ini tidak turun temurun
Menurut perjanjian internasional stok merupakan kelompok ikan yang dapat dengan bebas dieksploitasi dan dikelola.


Secara teoritis Unit Stok adalah suatu kelompok individu dari spesies yang sama jika ada imigrasi atau emigrasi, kedua factor tersebut kurang dihitung dalam study populasi karena kedua factor ini dianggap sama.

Menurut Gulland unit stok merupakan kelompok yang terdiri tanpa campur tangan di luar memperoleh karakter biologi dan dampak penangkapan seragam.

Contoh Unit Stok :

Ikan cod di Norwegia  yang memijah di perairan Lofoten kemudian telur dan larvanya terbawa hanyut oleh arus ke perairan spitz Bergen dan laut Barents kemudian pada saat berumur 7 tahun ikan tersebut kembali ke perairan Lofoten untuk memijah.
Ikan Sidat di eropa dan amerika

Selasa, 06 Maret 2012

 Materi Jilid 2

Konsep Manajemen Sumbernya Perairan

I. TUJUAN DAN KONSEPSI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

1. Tujuan dan Sasaran
Pengertian
Pengelolaan Sumberdaya perairan yaitu sebagai usaha manusia dalam mengubah ekosistem sumberdaya perairan agar manusia memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinuitas produksinya.

Tujuan/Sasaran
1. Memanfaatkan ekosistem sumberdaya perairan sedemikian rupa sehingga kapasitas fungsionalnya untuk memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia tidak merusak dan dapat berkelanjutan.
2. Mengalokasijan sumberdaya perairan dalam ruang dan waktu untuk memenuhi kebutuhan manusia.

2. Konsepsi Manajemem Sumberdaya Perairan(MSP)

Setiap ekosistem alamiah termasuk ekosistem sumberdaya perairan memiliki 4 fumgsi pokok bagi kehidupan manusia yaitu:
A. Jasa pendukung kehidupan(Life Support Services)
segala hal yang diperlukan bagi ekosistem kehidupan manusia(udara, air bersih dan ruang) bagi berkiprahnya segenap kegiatan manusia.
B. Jasa kenyamanan (Amenity Services)
Lokasi beserta atributnya yang dapat dijadikan tempat rekreasi serta pemulihan kedamaian jiwa.
C. Penyedia Sumberdaya Alam
Menyediakan sumberdaya alam yang dapat dikonsumsi langsung atau sebagai bahan baku dalam proses produksi.
D. Sebagai Penerima Limbah
kemampuan menyerap limbah dari kegiatan manusia hingga menjadi suatu kondisi aman.
    Dari keempat fungsi ekosistem alamiah tersebut, bahwa keamanan dua fungsi yang pertama sangat tergantung pada dua fungsi yang terakhir. Apabila fungsi terakhir tidak dirusak oleh manusia, maka fungsi pendukung kehidupan dapat diharapkan tetap utuh.

Apabila keempat fungsi diatas tetep terjaga dan tidak rusak, maka pembangunan yang memanfaatkan sumberdaya perairan akan berkelanjutan(Sustainable)
Secara ekologis, terdapat tiga prinsip yang dapat menjamin tercapainya pembangunan berkelanjutan yaitu:

1. Keharmonisan spasial (Spatial Suitability)
Tidak seluruhnya sumberdaya perairan diperuntukan bagi zona pemanfaatan, tetapi juga harus dialokasikan untuk zona privasi (Pemeliharaan dan Penjagaan) dan zona konservasi (Pengawetan, Perlindungan). Misalnya daerah pemijahan ikan (spawning ground) daerah asuhan(nursery ground) dan jalur hijau pantai.
2. Kalau dipakai untuk buang limbah, harus ada jaminan bahwa jumlah total limbah tersebut tidak melebihi daya asimilasinya (Assimilative Capacity) yaitu kemampuan suatu ekosistem untuk menerima suatu jumlah limbah tertentu sebelum ada indikasi terjadinya kerusakan lingkungan dan atau gangguan kesehatan yang tidak dapat ditolerir.
3. Pemanfaatan Berkelanjutan
-Laju ekstraksinya tidak boleh melebihi kemampuan untuk memulihkan dirinya pada suatu periode tertentu.
-Pemanfaatan harus dilakukan dengan cermat, sehingga efeknya tidak merusak lingkungan sekitarnya yang akan mengakibatkan uapaya rehabilitasinya sulit dan memerlukan biaya yang tinggi.

II. MASALAH BEBAN MASUKAN
1. Permasalahan
a. Sumber daya perairan mempunyai fungsi serbaguna, sebagai contohnya danau/waduk digunakan untuk pembuangan limbah, terjadi konflik antar penggunaan yang saling bertentangan.
B. Merupakan ekosistem yang terbuka sehingga sangat mudah menerima sesuatu (beban yang masuk) baik yang berasal dari ekosistem disekitanya maupun dari ekosistem itu sendiri. Beban masukan selanjutnya akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.

2. Sumber/Penyebab Permasalahan dan Pencemaran
a. External yaitu yang berasal dari luar ekosistem yang bersangkutan, misalnya:
-kegiatan Pertanian
-kegiatan Perkebunan
-industri
-Perikanan di luar ekosistem
-domestik
->pada umumnya yang berasal dari daerah aliran sungai(DAS)

b. Internal yaitu yang berasal dari kegiatan yang dikerjakan di dalan ekosistem sumber daya perairan yang bersangkutan (SDP yang sedang dikelola) misanya:
kegiatan budidaya ikan dalam Karamba Jaring Apung

3. Jenis Beban Masukan

Jenis beban masukan yang utama yang dirasakan pada badan-badan perairan antara lain:
a. Hasil proses erosi tanah pada lahan-lahan pertanian dan perkebunan (beban nutrien yang berlebihan pada perairan)
b. Hasil proses industri, domestik dan pertanian(bahan organik dan anorganik) yang merupakan sumber pencemaran perairan.
C. Lumpur dan partikel-partikel tanah lainnya hasil dari proses erosi tanah, longsor dan banjir yang dapat merusak kondisi fisik badan-badan perairan.

4. Dampak Lingkungan

Dampak lingkungan yang paling utama adalah:
A. Terjadinya sedimentasi dan pendangkalan badan-badan perairan.
B. Terjadinya eutrofikasi dari badan-badan perairan.
C.terjadinya pencemaran badan-badan perairan
d. Penurunan kuantitas dan kualitas perairan.
E. Penurunan produktivitas dan produksi perikanan.
F. Penurunan pendapatan penangkap dan pembudidaya ikan
g. Aspek sosial ekonomi(misalnya kesehatan lingkungan, kesulitan mendapatkan air bersih, objek wisata dan sulitnya lahan usaha.

III. STRATEGI
Keseimbangan Ekosistem
1. Selain pertimbangan ekonomi, pertimbangan ekologis juga harus dijadikan dasar yang kuat.
2. Menempatkan ekosistem sumberdaya perairan yang sedang dikelola dalam konteks ekosistem yang lebih luas secara terpadu.
3. Harus ada keharmonisan spasial antara zona produksi dan zona lindung(zona preservasi dan zona konservasi)
4. Harus ada pengalokasian sumberdaya perairan secara bijaksana.
5. Harus ada upaya optimalisasi dan efisiensi penggunaan sumberdaya perairan.
6. Pengendalian beban masukan.
http://www.ziddu.com/download/18794928/KonsepMSPjilid2.doc.html

Sabtu, 25 Februari 2012

Tugas 1 Manajemen Mutu Terpadu (MMT)
Standar Nasional Indonesia (SNI) Udang Beku


A.    Udang Beku
1.     Bahan Baku
Semua jenis udang segar yang dapat ditangani dan diolah untuk dijadikan produk udang
Beku
2.     Bentuk bahan baku
Bentuk bahan baku berupa udang segar dengan atau tanpa kepala.
3.     Asal bahan baku
Bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar.
4.     Mutu bahan baku
4.1 Bahan baku bersih, bebas dari setiap bau yang menandakan pembusukan, bebas dari
tanda dekomposisi dan pemalsuan, bebas dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat
menurunkan mutu serta tidak membahayakan kesehatan.
4.2 Secara organoleptik bahan baku mempunyai karakteristik kesegaran seperti berikut :
- Kenampakan : bening, cemerlang, antar ruas kokoh;
- Bau : segar;
- Tekstur : elastis, padat dan kompak.

B.  Teknik penanganan dan pengolahan
1. Penerimaan
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen, mutu bahan baku kurang baik.
b) Tujuan: mendapatkan bahan baku yang bebas bakteri patogen dan memenuhi persyaratan mutu.
c) Petunjuk: bahan baku yang diterima di unit pengolahan diuji secara organoleptik, untuk mengetahui mutunya. Bahan baku kemudian ditangani secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter dengan suhu produk maksimal 5°C.
2. Pencucian 1
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen dan kemunduran mutu.
b) Tujuan: menghilangkan kotoran yang menempel pada udang.
c) Petunjuk: udang dimasukan kedalam keranjang lalu dicuci dengan air dingin yang mengalir dan di dilakukan secara cepat, cermat dan saniter untuk mempertahankan suhu produk maksimal 5°C.
3. Pemotongan kepala atau tanpa pemotongan kepala
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen, mutu bahan baku kurang baik.
b) Tujuan: mendapatkan bahan baku yang bebas bakteri patogen dan memenuhi persyaratan mutu.
c) Petunjuk: bahan baku yang diterima di unit pengolahan dalam bentuk utuh dilakukan pemotongan kepala. Pemotongan kepala dilakukan secara hati-hati, cepat,cermat dan saniter dengan suhu produk maksimal 5°C.
4. Pencucian 2
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen dan kemunduran mutu.
b) Tujuan: menghilangkan kotoran yang menempel pada udang.
c) Petunjuk: udang dimasukan kedalam keranjang lalu dicuci dengan air dingin yang mengalir dan di dilakukan secara cepat, cermat dan saniter untuk mempertahankan suhu produk maksimal 5°C.
5. Sortasi
a) Potensi bahaya: kemunduran mutu , kontaminasi bakteri patogen.
b) Tujuan: mendapatkan mutu, jenis dan ukuran yang sesuai serta bebas dari kontaminasi bakteri patogen.
c) Petunjuk: udang dipisahkan berdasarkan mutu, dan ukuran. Sortasi mutu dilakukan secara organoleptik. Sortasi dilakukan secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter dengan suhu produk maksimal 5°C.
6. Penimbangan
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen dan kemunduran mutu dan kekurangan berat.
b) Tujuan: mendapatkan berat sesuai dengan ukuran yang diharapkan dan bebas dari bakteri patogen.
c) Petunjuk: udang dimasukan kedalam keranjang plastik dan kemudian ditimbang sesuai dengan berat yang ditentukan. Penimbangan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter dengan suhu produk maksimal 5°C.
7. Pencucian 3
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen dan kemunduran mutu.
b) Tujuan: menghilangkan kotoran yang menempel pada udang.
c) Petunjuk: udang dimasukan kedalam keranjang lalu dicuci dengan air dingin yang mengalir dan di dilakukan secara cepat, cermat dan saniter untuk mempertahankan suhu produk maksimal 5°C.
8. Penyusunan
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen, kemunduran mutu dan susunan yang tidak rapi.
b) Tujuan: mendapatkan susunan udang yang rapi dan bebas dari bakteri patogen.
c) Petunjuk: udang disusun dalam pan pembekuan satu per satu. Proses penyusunan dilakukan dengan cepat, cermat dan saniter dengan suhu produk maksimal 5°C.
9. Pembekuan
a) Potensi bahaya: pembekuan yang tidak sempurna (partial freezing) dan kehilangan cairan (driploss).
b) Tujuan: membekukan produk hingga mencapai suhu pusat –18°C secara cepat dan tidak mengakibatkan pengeringan terhadap produk.
c) Petunjuk: udang yang sudah disusun dalam pan pembekuan, dibekukan dalam alat pembeku (freezer) hingga suhu pusat ikan mencapai maksimal –18°C dalam waktu maksimal 4 jam.
10 Penggelasan
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen dan kemunduran mutu.
b) Tujuan: melapisi udang dengan air es agar tidak mudah terjadi pengeringan padasaat penyimpanan.
c) Petunjuk: udang yang telah dibekukan kemudian disemprot dengan air dingin. Proses penggelasan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter dengan mempertahankan suhu pusat udang maksimal –18°C.
11. Pengepakan
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen dan kesalahan label.
b) Tujuan melindungi produk dari kontaminasi dan kerusakan selama transportasi dan penyimpanan serta sesuai dengan label.
c) Petunjuk udang yang telah dilepaskan dari pan pembeku, kemudian dimasukan ke dalam plastik dan inner karton yang telah diberi label. Proses pengepakan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter dengan mempertahankan suhu pusat udang maksimal –18°C.
C.     Syarat Pengemasan
1. Bahan kemasan
Bahan kemasan untuk udang beku bersih, tidak mencemari produk yang dikemas, terbuat dari bahan yang baik dan memenuhi persyaratan bagi produk ikan beku.
2. Teknik pengemasan
Produk akhir dikemas dengan cepat, cermat secara saniter dan higienis, pengemasan dilakukan dalam kondisi yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi dari luar terhadap produkUntuk produk yang menggunakan transportasi udara, teknik pengemasan sesuai SNI 01-4858-2006, Pengemasan ikan segar melalui sarana angkutan udara.
D.    Syarat Penandaan
Setiap kemasan produk udang beku yang akan diperdagangkan diberi tanda dengan benardan mudah dibaca, mencantumkan bahasa yang dipersyaratkan disertai keterangan sebagaiberikut:
a) jenis produk;
b) berat bersih produk;
c) nama dan alamat unit pengolahan;
d) bila ada bahan tambahan lain diberi keterangan bahan tersebut;
e) tanggal, bulan dan tahun produksi;
f) tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa.
EPenyimpanan
Penyimpanan udang beku dalam gudang beku (cold storage) dengan suhu maksimal -25°Cdengan fluktuasi suhu ± 2°C. Penataan produk dalam gudang beku diatur sedemikian rupasehingga memungkinkan sirkulasi udara dapat merata dan memudahkan pembongkaran......

24 Febuari 2012
Materi 1. Pengantar Umum
Manajemen SumberDaya Perairan
By. Bapak Otong

Lingkungan hidup manusia adalah
'Segala sesuatu disekitar manusia dan sistem hubungannya'
atau
'Suatu kesatuan areal tertentu dengan segala sesuatu yang ada didalamnya dan sistem hubungan satu sama lainnya'

Segala sesuatu itu dibagi menjadi 2
1. SDA
2. Sistem Hubungan antar SDA tersebut

Lingkungan Alam dibagi menjadi 3
1. Lingkungan fisik dan kimia
2. Lingkungan biologi
3. Lingkungan Manusia yang meliputi bentuk sosial ekonomi dan sosial budaya

Dalam PP 29 tahun 1986
Lingkungan hidup adalah saru kesaatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilaku yang mempengaruhi perilaku dan kesejahteraan manusia serta lingkungan hidup

SDA atau 'Natural Resources adalah
Segala sesuatu yang ada didalamnya yang berguna bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya baik yang telah digunakan masa kini atau yang akan digunakan di masa yang akan datang

Kerja SDA adalah
'Unsur-unsur lingkungan alam baik fisik maupun hayati yang diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan nya dan meningkatkan kesejahteraannya’.

A. Berdasarkan sifatnya SDA, dibedakan menjadi:
-SDA Fisik, seperti tanah, air dan udara
-SDA Hayati seperti tumbuhan, rumput margasatwa,populasi ikan,hutan

B. Berdasarkan Habitatnya:
-SDA terestri(daratan)
-SDA akuatik(Perairan)

C. Berdasarkan Kemungkinan Pemuliaannya:
-SDA yang dapat pulih (Renewable Resources)seperti tanah, air dan hutan
-SDA yang tak dapat pulih (Non-Renewable Resources)seperti minyak bumi, bijih logam. SDA ini jg disebut Stock Resources
-SDA yang tak habis pakai (continuous Resources) adalah energi matahari, udara dan air dalam siklus hidrologi

D. SDA menurut macamnya
-SD tanah dan air
-SD tanaman dan pohon
-SD aquatic termasuk perikanan last dan dapat
-SD mineral dan energi, termasuk energi matahari dan gelombang pasang surut air laut

E. SDA dibedakan berdasarkan kebutuhan pokok masyarakat manusia
-SD tanah
-SD air dan udara
-SD energi


Pengelolaaan SDA
1.Dasar
Dasarnya dari ilmu ekologi dengan pendekatan ekosistem. Dalam ekologi dikenal berbagai ekosistem seperti lautn danau, pertanian,perkebunan yang kesemuannya merupakan SDA di dalam ekosistem-ekosistem itu, manusia kurang mempunyai peranan dalam proses-proses ekomis selain sebagai pemakai atau konsumen terakhir(odum,1971)

2. Peranan Manusia
 Pengelolaan SDA, manusia mengubah dan mengatur dan mengatur penggunaan ekosistem SDA dan membinannya. Oleh karena itu dikenal sebagai'ekosistem SDA' dimana manusia bukan sebagai konsumen tetapi juga sebagai produsen dan pembinaan.

Ekosistem SDA adalah 
'Kumpulan ekosistem yang dikelolanya yang hasilnya baik langsung maupun tak langsung bermanfaat bagi manusia. Maka  pengelolaan SDA adalah usaha manusia mengubah ekosistem SDA agar manusia memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan continuous produksi(berkelanjutan)’
atau
‘Proses mengalokasikan SDA dalam ruang dan waktu untuk memenuhi kebutuhan manusia’

3. Konflik sosial
Dalam mengalokasikan  SDA harus diusahakan perimbangan antara populasi manusia dan SDA dengan mengusahakan pencegahan kerusakan SDA dan lingkungan hidup, dengan konsepsi Pengelolaan SDA yang bersifat menyeluruh dan terpadu.
Pengelolaan sektoral yang cenderung berjalan sendiri-sendiri pada keadaan dan waktu tertentu akan mengakibatkan terjadi tumbukan  kepentingan sehingga terjadi konflik sosial. Hal ini harus dicegah

4. Sasaran Pengelolaan SDA
a. Pada SDA yang dapat dipulihkan, pendayagunaan memerlukan pengelolaan yang tepat, yang sejauh mungkin mencegah dan mengurangi pencemaran lingkungan hidup dan dapat menjamin kelestarian untuk generasi mendatang. Berarti SDA yang belum dimanfaatkan  dijaga agar tidak mengalami kerusakan dan sumber dayagenetik nabati dan hewani tak alami kepunahan.
B. Pada SDA yang tidak dapat dipulihkan pendayagunaan harus dilakukan sebijaksana mungkin agar tetap bermanfaat dapat berjangka panjang eksploitasinya , tidak menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan yang merugikan.

5. Pengelolaan Lingkungan hidup
Sasaran pengelolaan SDA adalah Ekosistem SDA, maka sesungguhnya pengelolaan Lingkungan hidup sudah tercakup dalam kegiatan pengelolaan SDA, namun dalam beberapa keadaan seperti dalam masalah kerusakan dan mengotori lingkungan oleh kegiatan pertambangan dan industri, kegiatan pengelolaan khusus ditujukan perbaikan keadaan lingkungan yaitu perbaikan lingkungan  hidup